Leonita Santi Utami S.Psi
Pekerja Keras dan Kreatif
PIMPINAN Bank Perkreditan Rakyat Maroba Ite, Leonita Santi Utami S.Psi, sangat bersyukur dilahirkan sebagai perempuan. Baginya, perempuan memiliki keunikannya, ketelitian, menyayangi dan mampu mengerjakan pekerjaan seberat apapun yang dilakukan dengan cinta dan ketelatenan. walau tak berjalan instan dan jangan takut untuk mencoba sesuatu yang dianggap pantas dan mampu mengerjakanya. \"Perempuan diciptakan itu unik, punya kelebihan, \" ujarnya.
Keunikan itu, perempuan mampu mengerjakan dalam berbagai hal walau hanya sebagai ibu rumah tangga. Namun keunikan itu didukung dengan kepercayaan dan semangat untuk tetap menjadi terbaik, \"Jangan sampai belum melakukan dan bekerja sudah minder duluan,\" katanya.
Santi merupakan pimpinan bank perkreditan rakyat konvensional yang beralamat di jalan Pintu Batu, Kota Bengkulu dibawah Bank Danamon, simpan pinjam cluster Bengkulu. Perempuan lahir 17 Agustus 1973 tahun silam ini dan menyelesaikan pendidikan sarjana psikolgis dari Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta tahun 1994.
Ia mengambil jurusan psikologi, karena semasa SMA dijadikan rekan-rekanya sebagai tempat curhat. Alasan lain, jika ia menjadi seorang pegawai maka tidak ditugaskan pada daerah terpencil, \"Alasan saya selain tempat curhat teman, juga saya tidak mau ditugaskan ke daerah pelosok, dengan menjadi Psikolog otomatis tetap berada di sekitar perkotaan, \" paparnya.
Dimasa pertengahan kuliahnya, anak pertama dari empat bersaudara ini telah ditatar orang tuanya H Saman MM berada terpisah, semua anaknya di kos kan dengan tujuan ditempa menjadi anak yang mandiri, dengan ekonomi yang dibatasi.
\"Sebagai anak kos saya hanya dikirim uang pas-pas an, saya diuji untuk mampu mengelola uang tersebut, jika mau jajan lebih dari yang dianggarkan ya harus usaha, namun tetap pada jalan yang halal, \" katanya.
Hidup kos katanya, memberikan dampak positif dan negatif, namun lebih cenderung pada bagaimana menanamkan sikap mandiri si anak untuk berwawasan luas dan mengelola dan bertanggungjawab atas hidupnya. \"Bapak bukan tidak sayang ananya, namun diterapkan supaya anak tahu kerasnya hidup karena tidak selamanya si anak akan berada di bwah ketiak orang tua, dengan keluar maka harus mandiri dan mampu memanaje anggaran yang dikirim orang tua,\" cerita dia.
Kemandirian Santi begitu panggilan kecilnya, ia harus mencari berbagai peluang pekerjaan yang mampu menghasilkan uang, sehingga berbagai profesi dilakukan seperti pernah menjadi model foto pada baju-baju pada agency, honor diperbankkan. \"Namun syukur alhamdulillah dengan ditanamkan norma agama yang matang saya masih diberikan Tuhan pada jalan yang benar,\" tuturnya.
Berjalannya waktu, jurusan kuliahnya tak sebanding dengan keinginanya menjadi seorang akunting, bahkan kontras dengan apa jurusan psikologis. Mengawali karirnya di dunia perbankkan dari coba-coba melamar pekerjaan yang saat itu ia masih berstatus sebagai mahasiswi.
Putri pasangan H M Saman dan Hj Nettyu Herawati itu mencoba melamar pekerjaan sebagai tenaga kontrak supervisor call Custemer servise pada BII kartu kredit di Jakarta pada tahun 1996, perbuatan iseng itu membuahkan hasil, ia langsung dipanggil dan akhirnya masuk di perbanka. \"Saya berpikir menjadi akunting dan bekerja di Bank dianggap bonafit,\" katanya.
Walau hanya melayani dan menerima keluhan nasabah dan melayani pengajuan kredit, berjalan beberapa lama membuat saya senang. Masih berkutat soal pendapatan yang menginginkan lebih sejahtera, Santi kembali mencoba melirik perbankan lain, iapun mengajukan lamaran kerja pada bank lainya, keberuntungan selalu berpihak pada perempuan cantik bertubuh langsing itu.
Ia diterima bekerja dan diangkat menjadi supervisor CS pada haga Bank Pusat Group Jarum Jakarta, pada tahun 1997 hingga 1999. Iapun kemudian bertemu jodoh dan akhirnya menikah dengan Hendra Agung Mursalin dan saat ini dikaruniai tiga putri, Shafira Andzani DS, Nabilah Syaharani DS dan Khahah Berliani DS. Sejak menikah ia fokus mengurus anak dan suaminya, hingga ketiga putrinya ini tumbuh.
Ia kemudian memulai bekerja di perbankan kembali pada 1 Maret 2004, yang ditawari menjadi AO Funding di BII Cabang Bengkulu, kemampuan dan pengalamanya itu membuat orang BII meliriknya, dan tawaran itu kemudian ia bicarakan bersama suami dan akhirnya bekerja sampai saat ini.
Walau tidak menjadi seorang psikolog namun ilmu psikolog tetap dimanfaatkan didunia perbankan. \"Ilmu saya itu tetap saya gunakan, seperti bagaimana menghadapi nasabah yang komplain, maka saya diperbantukan customer, dibanding bidang SDM,\" terangnya.
Perjalanan kariernya kian naik, beberapa jabatan yang pernah ia lalui yakni Pada tahun 2005 ia berada pada posisi Operationa Officer sebagai tenaga tetap di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Panorama, selama tiga tahun mengabdi pada tahun 2008 ia dipromosikan menjadi cluster manager funding ad kredit service di Kantor Pusat Danamon di Jakarta, pada tahun 2010 ke regional fuding manager pada Danamon Wilayah Palembang, dan pada tahun 2010 hingga 2012 flying operatioal officerregional funding manager pada Danamon simpan pinjam cluster Bengkulu.
Dan akhirnya ia di promosikan menjadi funding manager di BPR Marob Ite yang merupakan perbankan konvensional di Kota Bengkulu saat ini.
\"Mulai bergabung ke perbankan karena saya senang, kalau hati saya menolak lebih baik saya berhenti, saya memiliki sifat selalu ingin mencoba, jika hati saya tidak senang ya saya stop,\" bebernya.(endang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: